Halaman

Sabtu, 02 Februari 2013

Proyek Kereta Super Cepat Jakarta-Surabaya Butuh Rp 246 Triliun


 
Jakarta - Bicara soal transportasi kereta cepat, Indonesia masih tertinggal jauh. Setelah Jepang, Taiwan dan kota-kota lainnya yang telah sukses mengoperasikan pembangunan kereta super cepat, di Indonesia proyek ini masih sebatas wacana.

Pemerintah berencana untuk membangun kereta super cepat Jakarta-Surabaya. Dana yang dibutuhkan untuk membangun keseluruhan proyek ini diperkirakan mencapai Rp 246 triliun.

Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menyebutkan untuk biaya konstruksi, proyek ini bisa menghabiskan dana hingga 1.500 miliar yen, atau sekitar Rp 175 triliun. Jumlah tersebut belum termasuk biaya pembebasan lahan, biaya konsultan pajak, administrasi, eskalasi harga dan cadangan/lain-lain.

"Total diperkirakan sebesar 2.100 miliar yen atau sekitar Rp 246 triliun," ujar Bambang dalam bukunya yang berjudul Transportasi dan Investasi yang dikutip detikFinance, Minggu (3/2/2013).

Bambang menambahkan waktu konstruksi diperkirakan bisa sampai 9 tahun, yang terbagi menjadi tiga periode, yakni periode desain selama 3 tahun, periode pembangunan selama lima tahun dan periode uji coba selama 1 tahun.

Jalur yang akan ditempuh kereta super cepat ini, lanjut Bambang, sepanjang 685 kilometer dengan waktu tempuh kurang dari 3 jam. Selain itu, ada 9 stasiun yang akan dilaluinya, yaitu Jakarta (Manggarai), Cikampek, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang (Poncol), Gambringan, Cepu, dan Surabaya (Pasar Turi).

"Depot pemeliharaan direncanakan di empat lokasi, yaitu Karawang, Cirebon, Semarang, dan Surabaya," paparnya.

Nantinyan, setiap rangkaian kereta ini akan terdiri atas delapan gerbong penumpang dengan kapasitas hingga 600 penumpang. Jumlah rangkaian kereta api ini bisa ditambah hingga 12 kereta di masa depan.

"Sehingga desain peron harus dipersiapkan untuk dapat menampung penambahan kereta di masa depan," lanjut Bambang.

Pada tahun 2009, studi yang dilakukan Jepang menyebutkan, teknologi Shinkansen cocok untuk memenuhi kebutuhan kereta api super cepat di pantura Jawa. Studi itu mengatakan, banyak aspek yang menunjang, seperti konstruksi, kesesuaian dengna daerah yang padat penduduk, letak kota pada koridor yang dilewati kereta, dan kondisi iklim dengan temperatur dan kelembaban yang tinggi.

"Pada kajian tersebut, sistem Shinkansen rencananya akan digunakan sebagai sistem kereta api super cepat yang menghubungkan Jakarta dan Surabaya," tutup Bambang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar