Tulisan terakhir saya soal El Clasico ini bertajuk: Porsche versus
Ferrari. OK, saya coba nukilkan untuk menggambarkan betapa panasnya
derby terakhir dua raksasa Spanyol itu. Episode ke-222 yang berkesudahan
imbang 2-2 diwarnai dua aktor utama: Lionel Messi dan Cristiano
Ronaldo.
Dalam laga pada tanggal 7 bulan 10 tahun lalu itu, si nomor 7 Ronaldo
bikin 2 gol dan si nomor 10 Messi juga bikin 2 gol. Benar-benar sebuah
game yang indah, pantas dikenang sebab Ronaldo dan Messi beraksi dengan
seksi, dengan glamouritas skill yang tinggi.
Kenang juga gol pembuka Ronaldo yang sangat cerdas menit ke-23, penuh
percaya diri, ketika dari sudut sempit dia merobek gawang Victor Valdes
ke tiang dekat! Kenang juga gol dari free-kick Messi menit ke-61,
melengkung dengan indah menyentuh sudut siku gawang Iker Casillas. Gol
yang juga cerdas dan sungguh spektakuler.
El
Clasico itu benar-benar menjadi panggung pertunjukan Messi dan Ronaldo.
Mereka pun menorehkan sejarah. Ronaldo menjadi pemain pertama yang
melesakkan enam gol beruntun, mematahkan rekor Ivan Zamorano. Dua gol
Messi, total 17 – sebuah rekor fantastis di usia yang ke-25, juga segera
mendekati rekor sepanjang masa Alfredo di Stefano dengan koleksi 18
gol.
Sulit untuk berhenti bercerita tentang perseteruan implisit-eksplisit
untuk dua nama itu. Tidak akan bisa dan tak akan pernah bisa. Mereka
berdua adalah tinta yang tak pernah habis untuk menorehkan cerita demi
cerita dalam sejarah sepakbola modern.
Episode ke-222 itu pula yang melahirkan sebuah komentar impresif dari
mulut seorang Jose Mourinho: “Jangan bicara soal siapa pemain terbaik
dunia. Mereka berdua sama-sama fantastis. Mereka seperti datang dari
planet lain.” Ahahahaa..
Messi, dan bukan Ronaldo, kemudian yang menjadi Pemain Terbaik Dunia,
menyabet gelar Ballon d’Or keempat dan beruntun alam karir emasnya.
Messi pula yang kini menjadi inspirator penting ketika Barca jauh
meninggalkan Madrid dalam fluktuasi klasemen La Liga, dengan selisih 16
poin!
Dalam perburuan top-skorer, di Spanyol disebut El-Pichichi, Messi
juga melesat dengan 33 gol, jauh meninggalkan Ronaldo yang ‘hanya’ 21
gol.
Apa kabar episode ke-223 ini? Madrid datang penuh percaya diri,
menggulung Getafe 4-0 dan Ronaldo mencatat hattrick! Barca? Mereka
datang juga penuh percaya diri, menggilas Osasuna dengan 5-1 dan, wow,
empat gol dibukukan Messi!
Jadi,
Ronaldo dan Messi on-fire! Sama-sama menggelegak! Jadi, jangan lantas
menjadi bosan untuk terus membanding-bandingkan mereka: dua nama yang
akan menjadi aktor sentral dalam leg pertama semifinal Copa Del Rey 2013
ini.
Mou boleh jadi pusing. Dalam derby ini, dia kehilangan sederet nama
penting. Tidak ada Iker Casillas, Pepe, Ramos, Coentrao, tidak juga
Angel Di Maria. Padahal, ketika asa Mou sudah hilang untuk berburu
mahkota La Liga, hanya Copa Del Rey inilah – plus Liga Champions – yang
masih tersisa. Sebaliknya Barca. Mereka lebih fresh, lebih fokus dan
lebih komplit.
Skor besar derby kedua tim masih milik Madrid: 88 vs 87 dengan . Skor
Tito vs Mourinho imbang: 1 vs 1. Tito merebut El Clasico pada leg
pertama Piala Super dengan kemenangan 3-2 dan Mou membalasnya pada leg
kedua dengan 2-1 untuk merebt Piala Super via agregat gol.
Drama apa lagi yang akan terhidang? Ah, ini memang bukan sekadar El
Clasico. Bukan sekadar derby. Lebih dari itu. More than just derby. Dan,
meski kick-offnya masih beberapa jam ke depan, aromanya sudah terasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar