Halaman

Selasa, 22 Januari 2013

Tatkala Bepe Memutuskan Mundur

Segepok persoalan di sekitar kita.
Kebersamaan itu akhirnya usai jua. Bambang Pamungkas memutuskan hengkang dari Persija Jakarta, klub yang sudah 12 tahun dia bela. Bepe hengkang bukan karena ingin gantung sepatu atau pamit dari dunia sepak bola yang telah membesarkan namanya, namun lantaran persoalan finansial yang tengah melilit tim berjuluk Macan Kemayoran.
Kondisi Persija memang sangat memprihatinkan. Musim lalu, gaji pemain masih menunggak lima bulan. Sedikitnya 10 pemain inti memutuskan boikot latihan. Kendati terbentur masalah dana, manajemen tetap memutuskan mengikuti kompetisi ISL 2012/2013 dengan harapan ke-10 pemain tersebut mau bergabung. Tapi apa boleh buat, pemain bergeming dan sepakat absen dalam dua laga kandang di Stadion Utama Gelora Bung Karno versus Persisam Samarinda dan Mitra Kutai Kartanegara. Sebagai bentuk dukungan kepada rekan-rekannya, Bepe, Amarzukih, Ramdani Lestaluhu (kemudian bergabung bersama Sriwijaya FC), Leo Saputra, dan kiper Andritany tetap hadir ke stadion sebagai penonton. Dua pemain, Ismed Sofyan dan Amarzukih kemudian memutuskan kembali bergabung setelah ada kesepakatan baru dengan manajemen.

Bepe memutuskan istirahat alias tak membela klub mana pun, setidaknya sampai enam bulan ke depan. Besar kemungkinan, Bepe akan merapat ke timnas Pra Piala Asia 2015 yang tengah menggelar pemusatan latihan di Medan. Timnas memang butuh tambahan tenaga di lini depan, mengingat pelatih Nil Maizar hanya mengandalkan Andik Vermansyah dan Oktovianus Maniani. Sejumlah striker yang dipanggil PSSI untuk mengikuti TC seperti Boaz Solossa, Patrich Wanggai (Persipura Jayapura), dan Tantan (Sriwijaya FC) tak mendapat izin dari klubnya masing-masing.
The Jak, fans fanatik Persija, tentu saja kehilangan sosok Bepe. Loyalitas serta totalitas selama 12 tahun menempatkan Bepe sebagai idola sekaligus legenda hidup. Wajar, tatkala Bepe memutuskan pamit, tak sedikit yang masygul. “Thanks for everything, Cap!”. Demikian salah satu kalimat follower Bepe.
Sudahlah. Biarlah Bepe memutuskan sendiri, sebab cepat atawa lambat perpisahan itu toh datang juga. Kita ingat Paolo Maldini, Franco Baresi, juga Alan Shearer. Shearer menghabiskan 10 musim bersama Newcastle, sejak 1996 – 2006. Baresi sejak 1977 sampai 1997, sementara Maldini memperkuat AC Milan 1984 – 2009. Dalam sepak bola, datang dan pergi itu lumrah. Demikian pula dengan caci maki. Dua puluh lima tahun membela Rossoneri tak membuat Maldini panen pujian. Dia dikecam, justru di saat dia tampil dalam laga perpisahan. Sejumlah fans garis keras yang berkumpul di Curva Sud Stadion Giuseppe Meazza membentang spanduk yang isinya mengecam Maldini terkait kekalahan Milan dari Liverpool di final Liga Champions 2004/2005.

Musim 1999 – 2000 adalah awal pertama Bepe merapat ke kandang Macan Kemayoran. Sebelum kembali memperkuat Persija 2007 – 2011, bomber kelahiran Semarang 10 Juni 1980 pernah merumput bersama EHC Norad dan Selangor FC. Dia mengantarkan Persija juara Liga Indonesia pada 2001. Tak hanya itu, bersama Persija dia juga pernah membukukan diri sebagai pencetak gol terbanyak sekaligus mengalami patah kaki.
Bepe bernazar tak akan pernah melupakan Persija. Dia mahfum, Persijalah yang telah membesarkan namanya. Bepe menyatakan bahwa jiwanya tetap bersama Persija. Bepe mundur dari Persija disaat sepak bola Indonesia banjir persoalan. Dari mulai kisruh PSSI – KPSI yang tak jua reda, ancaman sanksi FIFA, sepak terjang Menpora yang baru, timnas yang minim pemain berpengalaman, sampai kompetisi yang masih berkutat dengan masalah finansial.
Bepe mundur dan itu mengingatkan kita tentang pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Pertanyaanya sekarang, maukah kita merampungkannya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar